Monday, 24 December 2012

Budidaya Kakao atau Coklat Dengan Cara Okulasi dan Stek


Budidaya kakao atau coklat dengan cara okulasi dan stek sering dilakukan oleh para petani kakao untuk tujuan pengebangbiakan, setelah pada postingan sebelumnya kita membahas Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat maka pada postingan kali ini kita membahas okulasi dan stek. Yang sering melakukan cara stek pada tanaman kakao atau coklat ini adalah di Negara Amerika Tengah dan amerika Selatan, sedangkan untuk di Indonesia banyak menggunakan cara cars okulasi.

Budidaya kakao atau coklat dengan cara okulasi dan stek memiliki langkah-langkah dan perawatan yang berbeda, namun cara okulasi lebih mudah dibandingkan dengan cara stek, hal inilah yang mendorong para petani kita banyak mengambil cara pengembangbiakan dengan okulasi.
Cara Pengembangbiakan Secara Stek

Pembiakan cara stek ini dikenal dengan dua cara. cara pertama adalah Single Leaf Cutting dan yang kedua Steam Cutting. Single leaf cutting, satu stek hanya terdiri dari ruas dan satu daun yang melekat. Sedangkan Steam Cutting berbentuk hapir satu cabang yang terdiri dari beberapa ruas dengan jumlah 3 – 7 helai daun. Sehingga kita dapat memilih salah satu cara yang demikian. Semua itu juga tergantung dari kegunaan. Kalau kita menginginkan tanaman yang cepat besar maka gunakanlah stek yang berdaun banyak.

Budidaya Kakao, Budidaya Kakao,Budidaya Kakao, Budidya kakao

1.    Pemilihan Bahan Stek

Untuk dapat dipilih sebagai bahan stek, haruslah dipilih yang memenuhi persyaratan tertentu. Pohon yang akan diambil untuk stek, sebelumnya harus jelas identitasnya. Kemudian pilih pohon yang sehat dan subur tumbuhnya dalam arti telah bebas dari segala macam penyakit maupun hama. Pengambilan dari cabang-cabang terlindungi akan lebih baik bila dibandingkan  dengan cabang-cabang yang terbuka.

Cabang yang dipilih untuk stek kita kumpulkan pada suatu lengser plastic yang berukuran 60 cm x 40 cm x 15 cm, kemudian lengser itu kita isi air setengahnya. Pangkal stek diatur sebelah bawah, hingga kena air dan daun-daunnya berada di atas. Dengan demikian bahan stek tersebut tidak akan layu waktu menunggu persiapan lebih lanjut dan transport ke sentral pengakaran.
2.    Pengakaran
-bahan yang telah dipersiapkan baik itu yang berbentuk Single Leaf Cutting maupun Steam Cutting, kemudian dipersiapkan lagi untuk pengakaran. Stek-stek dicelupkan pangkal batangnya dengan larutan hormone untuk mendorong pembentukan akar. Hormone yang telah terbukti memberikan hasil yang baik adalah Naphtalic Acid atau N.A.A.
Campuran hormone dibuat dari campuran-campuran sebagai berikut:

Steam Cutting :  0,4 gram diencerkan menjadi 60 cc dalam alcohol 95 % kemudian ditambah aquades, sehingga volume terakhir menjadi 100 cc.

Single Leaf Cutting :  Larutan hormone yang dipersiapkan untuk Steam Cutting dicernakan dengan alcohol 50% hingga kadar kekuatannya tinggal setengahnya.

Pengakaran selanjutnya dilakukan dalam bak stek. Ukuran bak stek 120 cm panjangnnya, 90 cm lebarnya dan 2,8 dalamnya. Ukuran lebih besar dari ini dipandang kurang baik karena kelembaban yang tinggi sulit untuk dipertahankan pada ukuran yang lebih besar.

Bagian bawah dari bak stek diberi lobang untuk memudahkan drainase pada waktu penyiraman. Dasarnya diisi dengan kerikil dan bagian atasnya diisi dengan medium. Antara permukaan medium dengan bagian atas dan bak stek disisakan ± 15 cm.

Medium yang dapat dipakai seperti pasir yang kasar jangan terlalu halus, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji yang telah dicuci, namun kekeuatanya tidak lama sekitar 6 bulanan. Untuk medium yang baik dan tahan lama bisa gunakan Vermaculite bahan ini terbuat dari mineral mika.

Temperature harus tetap dijaga jangan sampai terlalu tinggi diusahakan agar tetap sejuk, walaupun demikian cahaya harus tetap masuk, karena kekurangan cahaya akan mengakibatkan kegagalan stek sebab akan kehabisan karbohidrat.

Aturan-aturan dalam menghasilkan stek yang baik seperti di bawah ini:
  • Tempat tidak boleh lebih dari 30 °C
  • Kelembaban konstan 100% atau bisa turun sedikit misalnya 96% - 97%
  • Tidak boleh terlalu banyak air, karena bisa membusuk tetapi tidak juga kekurangan air karena  pembentukan akar akan lamban.
  • Cahaya tidak boleh langsung mengenai tutup bak stek

Sebagai ukuran keberhasilan, stek pada waktu 15 – 20 hari harus sudah berakar, dan pada sesudah 30 hari stek dapat dipindahkan pada kantong plastic, dan tanah untuk medianya sama dengan tanah semai. Setelah 6 – 10 bulan maka tanaman siap ditanam di kebun.

Cara Pengembangbiakan Secara Okulasi

System okulasi banyak di pakai di Indonesia, karena selain hasilnya lebih baik, perawatannya pun lebih mudah apabila dibandingkan dengan stek. Tanaman coklat yang sudah berumur satu tahun atau sudah memiliki diameter batang sekurang-kurangnya 1,5 cm umumnya sudah bisa diokulasi.

Sebagai onderstam digunakan zaailing yang berasal dari keturunan DR 1 dan DR 2. Kemudian batang atas atau entrijs digunakan dari klon-klon yang berproduksi tinggi yaitu DR 1, DR 2, dan DR 38, Lalu jarak tanam entrijs adalah 1,5 x 2 m. namun ada juga yang mempergunakan jarak tanam 1,8 x 1,2 meter.

Mata diambil dari cabang arthotrop yang kulitnya telah berwarna coklat, bahkan kalau sudah berwarna coklat gelap samapi abau-abu dan sudah mulai retak-retak. Mata yang kulitnya masih kecil dan berwarna kehijau-hijauan itu masih belum dapat dipakai. Lebih kurang 7 – 10 hari sebelum entrijs diambil, tangkai daunnya dipotong lebih dahulu sehingga pada saat pemotongan entrisj daun – daunnya telah gugur. Setelah kita menyediakan mata maka penempelanpun telah dapat dilakukan.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.

No comments:

Post a Comment